Agensi periklanan Jakarta, adalah perusahaan atau agen yang memiliki pekerjaan untuk mengupayakan promosi produk dari kliennya, agar lebih tepat sasaran. Tentunya, bila Anda atau perusahaan Anda berdomisili di Jakarta, maka agensi periklanan Jakarta adalah pilihan yang tepat untuk Anda.
Secara umum, tugas dari agensi periklanan memang mempromosikan suatu produk. Tapi, untuk menjadikan produk klien menjadi terjual bila perlu laku keras, maka ada banyak hal yang harus dilakukan, serta melibatkan pekerjaan yang cukup rumit dan kompleks.
Apa saja proses kerja yang dilakukan agency periklanan Jakarta agar mampu mencapai tujuannya? Apa saja upaya yang dilakukan oleh para pekerja di dalam suatu agency periklanan untuk memastikan produk dari klien bisa terjual?
Untuk melihat proses kerjanya, mari kita lebih dulu mengulas lebih dalam apa itu agency periklanan. Agency periklanan awal berdiri tahun 1786, alias sudah beratus tahun silam. William Taylor namanya, yang kemudian menjadi pioner dunia periklanan.
William Taylor di era itu menawarkan suatu jasa yang tidak biasa. Ia datang ke suatu perusahaan, lalu menawarkan diri untuk menjualkan produk dari perusahaan tersebut. Untuk itu, Taylor membuat semacam selebaran dan membagikannya pada khalayak luas.
Apa yang dibuat oleh Taylor berbuah hasil, ada banyak orang yang “mengetahui” produk atau brand yang ditawarkannya. Maka, tahap pertama dari pekerjaan para advertising adalah, bagaimana caranya agar publik mengetahui tentang produk yang ditawarkan.
Namun pekerjaan Taylor hanya mampu berkisar di sekitaran area kerjanya. Karena itu, Taylor merekrut pekerja untuk menyebarluaskan informasi terkait produk tersebut. Maka berikutnya, tahapan kerja dari advertising zaman dulu menjadi “menyebarluaskan informasi”.
Dengan demikian, lebih banyak yang mengetahui tentang produk yang dipromosikan oleh Taylor dan tim advertisingnya. Namun, pembelian masih belim begitu signifikan terjadi, karena itu masih ada yang perlu ditingkatkan lagi.
Taylor kembali merekrut pekerja, kali ini pekerja kreatif. Mulai dari penulis ahli, penggambar, dan sebagainya. Kali ini, mereka bertujuan untuk menjadikan publik “tertarik” dengan produk yang mereka promosikan. Karena itu, mereka menyematkan gambar, kalimat-kalimat persuasif dan hal-hal lain yang bisa menarik perhatian calon pembeli.
Hingga saat itu, proses kerja advertising agency berdasar sejarah dimulai dari membuat publik mengetahui, lalu menyebarluaskan, dan membuat tertarik. Setidaknya hingga saat itu, perusahaan periklanan milik Taylor sudah cukup mampu menjadikan para kliennya mampu menjual lebih banyak produknya.
Apakah cukup sampai di situ? Ternyata belum. William Taylor terus meningkatkan efektivitas dan meningkatkan angka penjualan dengan berbagai peningkatan kinerja mereka. Saat itu, Taylor memikirkan bahwa salah satu cara agar masyarakat tetap datang lagi untuk membeli produk yang mereka promosikan. Satu-satunya cara adalah dengan menjadikan produk yang mereka promosikan menjadi “kebutuhan” masyarakat.
Jadi bukan hanya tertarik, tapi masyarakat membeli karena memang membutuhkan. Saat itu, sejumlah perusahaan terus meningkat grafik penjualannya. Sampai awal tahun 1800-an, sejumlah advertising agency berdiri, seperti James (Jem) White di tahun 1800, dan Reynel & Son tahun 1812.
Sampai akhirnya, advertising agency terus meningkat dan berkembang seiring kemajuan teknologi. Advertising agency tetap memiliki tujuan untuk merencanakan, menyiapkan, menerapkan, hingga mengevaluasi kegiatan periklanan. Di dalam tubuh agensi ini, ada banyak tenaga profesional terlibat.
Mulai dari penulis, perancang (desainer), penyeleksi, penghubung ke sejumlah media, analis, dan sejumlah pekerja ahli lainnya yang menggabungkan kemampuan mereka untuk menjual produk dari kliennya. Itu tadi sekilas sejarah singkat advertising agency ketika pertama berdiri dan apa yang mereka lakukan untuk menjual produk milik kliennya.